Rabu, 19 Oktober 2016

Pesantren vs Boarding School... Apa Beda nya ?


Apakah Pesantren vs Boarding School Berbeda ?


Istilah Pesantren dan Boarding School ternyata buat anak anak yang mondok mempunyai makna yang berbeda. 


  Suasana Asrama Abu Bakar, Okt'16

Ketika Anak pertama SMP nya masih di As Syifa Subang, mayoritas teman-temannya lebih menyukai istilah "Boarding" dibanding Pesantren dalam menyebut institusi pendidikan mereka. Mungkin buat anak anak istilah pembeda tersebut untuk menghilangkan konotasi negatif jaman dulu bahwa pesantren adalah alternatif terakhir saat mereka tidak terakomodasi di sekolah umum atau karena ada alasan lain sehingga si anak "di buang ke pesantren"... atau bisa juga karena ada anggapan bahwa anak anak pesantren itu lusuh dan borokan dsb dsb dsb.
  






Jika di ibaratkan adek-kakak, tentu si Pesantren adalah kakak tertua dan di Boarding adalah Adeknya.
Penekanan Pesantren vs Boarding nampaknya memang perlu juga agar kita tidak terjebak membandingkan kualitas antara Pesantren Gontor yang sudah puluhan tahun, dengan "pesantren pesantren kekinian" yang sering di sebut sebagai Boarding School. Buat orang tua yg lebih menginginkan anaknya mendalami ilmu-limu agama dan menjadi ulama, tentu lebih cocok memilih "Pesantren Senior" selevel Gontor dibandingkan daftar ke Boarding School yang kurikulum nya Diknas...   

Dengan memahami apakah kurikulum nya Depag vs Diknas, tentu suanana lingkungan di pesantren akan mempunyai konsekuensi yang berbeda beda.. penguasaan bahasa arab buat santri di "pesantren Senior" akan berbeda dengan di Boarding. Karena dengan dgn fokus ke kurikulum Diknas, rata-rata anak -anak yang di masukan ke Boarding School kebanyakan orang tua nya berhadap mereka bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri untuk mendalami ilmu ilmu umum.



 Agenda Kolosal Hari Ahad
Tahsin Rutin Bada Dhuhur

Latar belakang sekolah asal santri di Boarding School yang rata-rata mayoritas berasal dari SDIT tentu akan berbeda dengan karakter anak  di "Pesantren Senior" yang berasal dari berbagai level sosial dan tuntutan kemandiriannya lebih tinggi, sehingga jika anak tidak dipersiapkan dengan matang jauh jauh hari tentu akan menjadi masalah tersendiri. 


Nah.. dengan bisa mengetahu perbedaan mendasar antara Pesantren vs Boarding secara lebih spesifik, maka harapan orang tua terhadap masa depan anak -anaknya akan lebih mudah ditentukan apakah akan didaftarkan ke "Pesantren Senior" ataukah yang Boarding yg baru lahir belakangan...

Jangan sampai kita salah menempatkan harapan dengan memasukkan anak ke Boarding School tetapi menuntut anak bisa multitalenta seperti lulusan Gontor yang namanya nya sudah pada kesohor di negeri ini...

Selasa, 04 Oktober 2016

Kisah Mengharukan Perjuangan Seorang Ibu Mendampingi Perjuangan anaknya masuk Boarding...


Walaupun 2 anak pertama kami sudah masuk pesantren berbasis BoardingSchool, namun masih ada 4 adek-adek nya akan mengalami masa masa perjuangan di awal nge-Boarding kelak..





Sebuah Kisah dari Facebook ini bisa menjadi bahan sharing kita sebagai Orang tua.... karena masa masa bulan pertama buat anak dan orangtua memang masa masa yang berat...  walaupun bukan berarti jika lolos, anak akan tetap betah mondok.. karena ada juga kasus di level tahun ke-2 anak minta pindah sekolah dsb..

Setelah di terima di pondok pun.. kadang 1-3 bulan awal anak masih akan agak gamang apakah kuat stay atau galau minta dipindah... nah.. kiat dari ibunya anak-anak saya ternyata cukup ampuh, mereka di reunikan dgn teman-teman mantan sekolah sebelumnya untuk saling curhat bagaimana pengalaman setelah 1-3 buan masuk pondok.. dan setelah curhat ternyata kisahnya rata-rata sama..  alias anggapan "rumput di sekolah tetangga  lebih hijau" jadi sedikit sirna...  dan mereka jadi bisa lebih fokus survival di tempat baru nya..



..Bawa Benih Ikan Untuk Di tebar di kolam Pondokan...


Yang Lain Mancing.. Kita tebar Benih.. biar yang mancing hasilnya banyak

Walau Lanjut Level SMA,, tetap saja rasa sedih melanda karena berpisah dengan teman-teman lama

========================================================




Pertama kali dapat kabar di Boarding, Aa sangat ceria dan aktif. Tiba-tiba semuanya berubah kacau. Aa menangis terus minta pulang. Hati ibu siapa yang enggak gamang dapat info dari Boarding dan ditelepon dengar anaknya menangis....

Hari kunjungan pertama datang, maksud hati untuk menghibur, tapi ternyata kondisinya malah makin hancur. Belum lagi tekanan dari sana sini mulai muncul, bu kalau anaknya begini terus nanti pengaruh ke yang lain, bawa pulang aja dulu nanti kalau sudah tenang baru balikin lagi biar gak ganggu yang lain, nanti yang lain ikutan gitu juga kan repot kitanya. 

 Ini kali dipaksa ya bu masuk Boarding? Jangan dipaksa bu, jadinya malah gini. Ini anak dimanja banget kali ya bu? Kalau dimanja ya susahlah.. malah ganggu yang lain, ada juga yang bilang, udah bu tinggalkan aja anaknya nanti malah makin aleman.

Berbagai komentar sesama orang tua pun bikin kita sebagai ibu makin terpuruk. 

Suasan Nonton Bareng di Akhir Pekan
# Al Kahfi 2015 #

Sepanjang perjalanan pulang, sepanjang malam sampai pagi nyari masukan solusi pemecahannya. Kebanyakan masukan, jangan ditengokin lagi, biarin aja nanti juga lama-lama betah. Gak usah menelepon dan ditelepon, nanti malah makin sedih anaknya. Jangan kelihatan care nanti dia malah makin homesick. Tegasin sama anak, kasih ultimatum ancam kalau dia begitu kita malah gak bakalan telepon atau jenguk apalagi bawa pulang. Berharap mendapatkan ketenangan ternyata malah semakin bimbang.

Kepala berdenyut, tubuh lemas, dalam sujud dan doa tak sepatah kata bisa terucap. Cuma cucuran air mata.... tapi Allah pasti maha tahu apa yang kubutuhkan. 

# Teman SeKamat Mas Hanief Ryu di Asrama Usman #


WA seorang teman sedikit menenangkan,  “Er.. sabtu biasanya disana jadwal cuma sampai habis dzuhur. Berangkat pagi, biar dia pulang sudah lihat kamu, itu biasanya membantu bangun mood dia... “
Tapi ustadz bilang jam 2 baru selesai, aku mau berangkat habis dzuhur... jawabku
Gak usah ngeyel, berangkat pagi... nanti disana kamu lihat sendiri bener gak apa yang ku bilang.
Ku coba pertimbangkan untuk mengikuti nasehatnya, tapi lagi-lagi muncul penilaian negatif dan ucapan menyakitkan jadi hidangan datang dari orang yang tidak paham apa sebenarnya yang terjadi apalagi solusi penyelesaian masalah ini. 

Antri Ambil Jatah Makan


Akhirnya kuputuskan berangkat pagi sesuai nasehat temanku. Sepanjang perjalanan padat, rasa lelah yang menghimpit dan tangki bensin yang tinggal 1 balok membuatku berhenti di pom bensin, lalu kuparkir kendaraan di masjid yang ada disana. Aku turun dan berwudu untuk menenangkan hati dan shalat dhuha. Lagi lagi tak sanggup aku meminta kecuali jatuhnya air mata. 

Tiba-tiba ada tangan mengusap punggungku, istighfar neng.... dengan suara lembutnya... seorang ibu sudah berumur masih menggunakan mukena, entah kenapa aku malah memeluknya dan menangis di pelukannya. Tangisanku pecah tanpa kata-kata. Beliau hanya terus menuntunku... astagfirullahaladzhim... hasbunallah wa ni'mal wakiil... ayo neng... istighfar katanya sambil memelukku dan mengusap punggungku hingga aku tenang. 

2016, Skrg Sudah Kelas 8
# Makin Mandiri #

Setelah aku tenang beliau bertanya, kenapa neng? Aku pun bercerita detail mulai bagaimana Aa minta dimasukan pesantren, lalu dia memilih sendiri Boardingnya, lalu tiba-tiba dia berubah dan berbagai tekanan yang aku hadapi. 

Beliau mendengarkan sambil sesekali mengusap lenganku.... 

Lalu beliau bercerita.... anak ibu 7, ibu bukan orang punya, tapi ibu sama bapak komitmen mau mendidik anak -anak dengan mengedepankan ahlak. 7 anak ibu masuk Boarding, bukan kaya Boarding sekarang yang mewah - mewah. Lihat Boardingnya cucu sekarang semuanya serba enak. 7 anak 7 karakter 7 masalah awal masuk Boarding yang beda. Tapi semua sama intinya, masalah adaptasi dan kangen rumah. Tapi walau inti masalahnya sama, cara menyelesaikannya jauh berbeda satu sama lain. Anak kita bukan kue yang bisa pakai cetakan sama nanti hasilnya sama semua. Anak kita manusia yang punya hati, jangan sampai cetakan orang lain disamain sama cetakan anak kita, karena anak orang lain pastinya dididik dan dibesarkan dengan cara yang lain juga dengan anak kita. Terima aja semua masukan, tapi kita paling tau apa yang memang harus kita lakukan.
Ibu cuma cerita pengalaman ibu aja ya, gak nyuruh eneng ngikutin dan lakukan yang ibu lakuin, tapi siapa tahu ada yang cocok yang bisa jadi solusi. 

Walau Jarang Ketemu.. Harus Tetap Sayang Adek
#.. Saudara vs Persaudaraan #


Yang paling tau sifat anak itu ibunya, yang paling tau gimana menangani anak ya ibunya, jadi dengerin kata hati bukan kata orang. Karena anak itu buah hati kita bukan buah hati orang lain. Eneng juga gitu, gak bisa kita nasehatin apalagi nyalahin orang gimana memperlakukan anak mereka, karena kita gak tau gimana mereka dan gimana kondisi keluarga mereka, kondisi dan jaman selalu berubah, kehidupan setiap orang juga beda-beda. Kalau kata orang sekarang yang begitu itu sok tahu...apalagi menilai keikhlasan dan sikap orang lain, karena ikhlas itu bukan ucapan, bukan apa yang kita lihat tapi apa yang ada diantara hatinya sendiri dan Allah. 

Ibu dulu suka kesal kalau ada yang bilang, ibunya kali gak ikhlas ngelepasin anak, ibunya kali gak percaya sama Boarding, jadi anak gak kerasan. Walaupun sebenarnya mungkin niatannya baik tapi kalau ke hati ibu rasanya lebih ke arah setengah menghakimi. Padahal banyak yang ibunya berat melepas anak, anaknya happy. Ada yang sangat siap melepas anak, anaknya malah gak siap. 

Walau Cuma Ketemu Sebentar, Cukup Buat melepas Rasa Kangen



Kalau menurut ibu omongan omongan itu gak pas yaa neng...ibunya sudah sedih jauh dari anak malah ditambahin penilaian-penilaian yang negatif, malah menantu ibu pernah curhat juga dibilang nitip anak ke pesantren biar bebas berkarir daripada susah cari pembantu.

Cara Mengisi Waktu Luang di Akhir PEkan
# Aug 2016 - Asrama Abu Bakar #


Ibu kadang heran, kalau sesama ibu tapi enggak bisa berempaty rasanya jadi ibu. Dulu ibu sering selisih paham juga sama bapak, bapak selalu ngerasa perasaan ibu sama anak berlebihan, apalagi kalau awal masuk Boarding, biasanya ibu memang konsentrasi ke sana nanganin anak, bapak suka protes katanya nanti bikin anak jadi makin cengeng. Tapi ibu bismillah aja neng. Sekarang bapak baru ngerasain buah manisnya apa yang dia tentang dulu. 






Jadi apa aja tangisan mereka ibu cuma dengarkan. Ibu gak tanya kenapa mereka gak betah, kenapa mereka pingin pulang. Ibu cuma dengar....dengar....dengar...

Dulu telepon pake telepon rumah, lebih mahal daripada sekarang. Mereka telepon nangis, apapun..ibu dengarkan. Mereka minta ibu kesana, ibu berangkat ke sana. Mereka minta ibu tungguin, ibu tungguin, ibu gak pernah menyalahkan anak ibu dengan sikap mereka karena menurut ibu itu memang hatinya anak, anak.TapI Ibu selalu bilang... ibu capek gak apa-apa...ibu susah gak apa-apa yang penting kamu jadi orang baik, ibu mondokin kamu bukan buat hapal hadits, bukan buat ngelotok segala kitab tapi buat nyari bekal kamu hidup. Kalau kamu sayang sama ibu, pasti kamu gak akan ngecewain ibu... ibu buat mereka melihat sendiri dan sadar inilah perjuangan ibu. Ibu mau mereka sadar sendiri tanpa dipaksa berpikir, karena semua yang dari hati lebih mudah melekat daripada apa yang dari mulut. 

Tidak mudah buat Mbak Hafee pindah ke Boarding yg baru..dan melupakan kenangan di sekolah yang lama
#.. ZONA NYAMAN.. #


Banyak orang malah memarahi anaknya, mengatai anaknya cengeng, menasehati berbisik sambil melotot, ada yang mengancam meninggalkan anaknya dan tidak akan jemput jika anaknya menangis, kalau ibu gak mau. Apalagi bilang, ibu sudah mahal-mahal bayar kamu malah mau pulang. Ibu gak mau membesarkan anak dengan ancaman, membesarkan anak dengan teriakan, membesarkan anak dengan belalakan mata, memaksa anak bukan mendidik anak. Yang merasakan mereka. Didik anak dengan hati dan pelukan bukan memaksa mereka mengerti dan mengikuti apa yang kita inginkan tapi mengajak anak melihat bagaimana kita sebagai seorang ibu cuma berusaha melakukan apa yang terbaik buat anak-anaknya. Melakukan....bukan mengucapkan. Nah melakukan nya itu kita sesuaikan dengan karakter anak kita... 7 anak 7 katakter berbeda neng... katanya sambil tersenyum dan mengusap lenganku. 

Aug 2016, Asrama Abu Bakar - Al Kahfi

Ibu memilih capek dan susah buat ngejaga hati anak-anak ibu, banyak lulusan Boarding pinter ngaji, hapal hadits, ngelotok kitab, tapi kehilangan hati, kurang empathy, gampang berucap tanpa hati, bertindak tanpa hati bahkan memperlakukan anak, istri dan orang tuapun begitu.
Banyak orang tua lupa buat ngejaga hati anaknya padahal kalau hati baik, maka nanti baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Bukan sekedar masukin anak keBoarding, lepaskan semuanya. 

Jangan kita menangani masa - masa sulit mereka tanpa jaga hatinya, karena merusaknya mudah memperbaikinya sulit. Jadi seorang ibu gak musti bisa menyelesaikan semua masalah karena penyelesaian pun datangnya dari Allah, kita cuma perlu bersikap bagaimana seharusnya seorang ibu, Itu aja.
Kalau orang tua cuma menunjukan marah, cuma menunjuk, memaksakan cara kita, memaksakam kehendak bicara tanpa mau mendengar, lalu bilang nanti juga anak ngerti maksud kita baik, bagi ibu pribadi kurang pas. maaf mungkin kedengarannya agak kasar tapi kalau menurut ibu seperti tak ubahnya seperti mendidik dan melatih seekor anjing, dia akan menurut tapi suatu saat dia malah bisa menggonggong dan menggigit kita. Tapi ya balik lagi ke masing, mungkin buat sebagian orang cara ini lebih cocok.

Alhamdulillah 7 anak 7 karakter, walaupun banyak keringat, air mata, menuai ocehan dan penilaian orang dimana-mana tapi semua bisa dilalui dengan baik. Selalu ada rasa bahagia saat anak-anak mengenang itu semua dan bilang, ibu kita memang berbeda.... saat mereka mencontoh kita dalam mendidik anak-anak mereka, itu akan jadi obat penat yang luar biasa. 

Jadi ibu, menangis itu biasa..... itu rasanya jadi ibu.... jangan menyerah neng. Jangan lelah dengan penilaian negatif siapapun, kadang mereka hadir buat ujian kita, tapi kita harus kuat dan tegar buat anak-anak. Datangi dan peluk anaknya...dengarkan tangisannya..hingga tak bersisa sepatah kata tersimpan dihatinya. In sya allah nanti pada saatnya semua berlalu juga, tapi dia tau dan ingat kita selalu ada untuk mereka katanya sambil mengakhiri ceritanya.

Entah kenapa, ada rasa lega di dada mendengar cerita beliau. 

Sambil melipat mukena beliau bilang, maaf yaa ibu cuma cerita pengalaman ibu aja, bukan ngajarin, orang tua sekarang lebih pintar daripada orang tua dulu, kalau ibu malu nasehatin orang tua sekarang. Mungkin cerita ibu ada yang gak cocok dengan hati eneng, tapi mana tahu juga ada yang bisa diambil. Ibu gak bisa nolongin, cuma bisa doain aja.... 

Aku memeluk beliau.... ibu baik banget, anak ibu punya ibu yang baik dan hebat... makasih udah berbagi cerita ya bu... In sya Allah manfaat. 

Beliau tersenyum dan melambaikan tangan ke suaminya ... lalu mereka keluar dari masjid.
Aku tiba di Boarding 5 menit sebelum anak-anak usai pelajaran. Satu per satu anak-anak datang dan mereka memeluk orang tua mereka yang sudah datang. Kulihat Aa berlari dan langsung memelukku.... alhamdulillah Ummi udah sampai... dia kembali menangis... kubiarkan dia menangis..... 

Kulihat sekeliling, mereka yang orang tuanya belum tiba terlihat sedih dan mulai menyendiri, menangis. Satu-satu Ku ajak mereka berkumpul minum dan makan apa yang kubawa, bercerita, tertawa, hingga mereka kembali ceria. Dan akhirnya kupahami kenapa temanku meminta ku datang lebih awal. 

Setelah teman-temannya kembali happy, ku ajak Aa ke tempat sunyi. 

Dia kembali menangis...kudengarkan tangisannya sambil mengajaknya beristighfar.... 

Setelah dia tenang aku bicara, Aa sedih... Ummi lebih sedih...Aa susah... Ummi lebih susah.... Tapi Ummi gak apa apa sedih dan susah karena Ummi sayang Aa. Aku ceritakan tekanan dan apa yang aku hadapi. Rasa khawatirku, perjuanganku agar bisa lebih awal tiba di Boarding.
Dia mendengarkanku dan memelukku. 

Aa selalu kangen Ummi, tiap habis shalat selalu kebayang muka Ummi. Ummi siapa yang jagain kalau sakit, Ummi siapa yang hibur kalau sedih, Ummi selalu sendirian di rumah….Itu meluncur dari mulutnya. 

Ummi ada Allah yang jagain, Ummi gak sendiri... ada allah... sama... Aa juga disini dijagain allah, Aa juga gak sendirian ada allah. Sebisa Ummi, sekuat tenaga Ummi, Ummi akan ada buat Aa, kalaupun Ummi suatu saat gak lagi kuat bisa ada buat Aa, masih ada doa Ummi. Aa jangan khawatir. Aa boleh telepon kalau di ijinin wali kamar. Aa boleh minta Ummi kesini, selama Ummi bisa Ummi usahakan. 

Tapi Aa belajar disini yaa... sekolah ini udah Allah pilihkan buat Aa, pasti ini tempat yang terbaik buat Aa belajar. 

Tatapan matanya kosong. Tubuhnya lemas, dia cuma tidur dipangkuanku. 

Besok paginya dia telepon, minta dijenguk lagi. Hari ini wajahnya tak semurung kemarin, kami makan bersama. Dia ngobrol dan bercanda dengan ayahnya. Tapi sinar wajahnya terlihat layu,..
Ummi.. Aa mual.... Oh.. Aa gak enak badan? Sempat terbersit pikiran dia mencari alasan pulang. Tapi tiba-tiba terbayang wajah teduh ibu yang menasehatiku kemarin..yuk Ummi obatin kataku... minum antangin, Ummi kerokin yaa... dia mengangguk. 

5 Tahun Lalu


Nah... Aa harus bersyukur, jangan lihat susah dan sedihnya terus. Aa sakit ada Ummi bisa kesini ngurusin Aa, gimana kalau faris sama fahmi yang dari ambon? Tanyaku... 

iya Aa.. kamu jangan sedih yaa...kamu seharusnya lebih senang dan semangat dari kami. Iya... timpal temannya yang lain, kamu enak, telepon ibunya datang, saya telepon malah dimarahin...
ayo semangat ya Aa....lihat wajah ibumu itu sudah wajah lelah tiap hari bulak balik kesini tapi masih saja berusaha menyenangkan kamu kata temannya. Aa hanya diam.... hitam hitam kerokannya.. lalu beberapa saat kemudian seluruh isi perutnya terkuras. Lalu dia tertidur sejenak sambil memelukku. 

Mas hafiez Menjelang Tahun Ke-2 Nyantri di Al Kahfi Lido..
Udah mau Nyusul Bapaknya.


Ketika bangun wajahnya berubah... terlihat segar dan ceria... Ummi istirahat aja katanya sambil memeluk dan menciumku. Sepulang dari shalat aku bersiap pulang... binar matanya menatapku ......Ummi jangan lupa selasa jadwal telepon Aa. Ummi telepon Aa yaa.... iyaa Aa Insya Allah. Kalau Aa seneng dan semangat gini Umminya juga seneng. Dia memelukku...
Ummi pulang yaa... dia tersenyum.... 

Alhamdulillah..... lega rasanya....

Waktunya menata hati dan kembali berusaha beraktifitas normal, melayani pembeli online melangsing bahagia yang begitu sabar memahami kondisi saya 1 minggu terakhir. 

‪#‎Jadi ibu harus kuat
#Jadi ibu harus bijak
‪#‎menulis untuk menguatkan, menyemangati dan mengingatkan diri sendiri

sumber : FB Ibu EI